(Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW)
Oleh : Teguh Rachmanto
al jannatu wana’imuhaa sa’dul limayyusholli wayusallim wayubaarik ‘alaih
[Syurga dan kenikmatannya semoga diperuntukkan bagi siapa saja yang bersholawat dan memohonkan selamat serta berkah atas nabi]
Itu adalah sebuah bait pembuka dalam Maulid Al Barzanjy. Di kampung-kampung tidaklah sulit mencari kelompok yang masih konsisten membacanya hingga kini. Bersama-sama dengan bacaan Maulid yang lain, Maulid Al Barzanjy eksis berdampingan, saling menguatkan, menambah keyakinan dan cinta pada Nabi Muhammad SAW. Tidak pernah ada klaim mana yang paling shahih dan paling benar. Saya juga tidak pernah diajarkan bahwa Maulid Al Barzanjy lebih baik dibandingkan Sirah Nabawiyyah ataupun sebaliknya.
Dalam dunia pesantren ada banyak model bacaan Maulid. Sebut saja maulid Syaraful Anam, Ad Diba’i. Belum lagi pembacaan kisah-kisah auliya’ seperti Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani. Atau Qoshidah Burdah yang sangat magis itu. Sampai-sampai pada bait tertentu bila dibaca dengan ketentuan tertentu akan menghasilkan fadhilah tertentu pula.
Harus diakui bahwa nilai estetika dari bacaan-bacaan maulid, qoshidah maupun manaqib tidak diragukan keindahannya. Bandingkan saja dengan lirik ini : Coba kau katakan apa yang kau lakukan, coba kau lakukan apa yang kau katakan. Bolak-balik sampai 1000 x pun tidak akan memberikan manfaat apa-apa. Atau bacalah ini : I just wanna say I love you 33 x sehabis makan paling-paling pembacanya akan lapar lagi. Melodi boleh oke, tapi tetap saja tidak memberikan manfaat bagi pembacanya. Bacaan maulid, manaqiib, maupun qashidah jelas bermanfaat apalagi ditambah dengan pelantun dan iringan yang pas : melodi oke, isi oke!
Selain estetika ada beberapa hal yang menonjol dari tradisi pembacaan maulid, manaqiib, maupun qashidah di tengah-tengah masyarakat kita. Pertama, the song not the singer. Lagu I Want You Back paling sip dinyanyikan oleh Jackson 5. Menurut saya lagu itu tidak ada tandingannya. Tapi yang nyanyi tetep harus The Jackson 5. Sebab mereka kalo nyanyi bisa membawa suasana energik, dinamis, dan riang. Atau I’m Yours nya Jason Miraz bisa berantakan bila dinyanyikan penyanyi pemula macam saya. Hanya pada maulid, manaqib, dan qashidahlah terjadi dimana lagu/syairnya lebih penting dibandingkan penyanyinya. Siapapun yang membaca bila disertai kekhusyu’an meski tanpa mengetahui artinya tetap akan mendapatkan pahala. Bahkan dalam jama’ah tertentu bisa menghadirkan suasana magis yang merindukan. Kedua, adanya kebersamaan. Kebersamaan tidak hanya pada saat pembacaan namun juga sesudahnya. Biasanya diikuti dengan tradisi cowekan, asahan, tumpengan atau ada pula yang menyebutnya dengan berkatan. Ini jauh lebih dahsyat dan practical daripada lagunya teman-teman aktivis : belajar sama-sama, bernanyi sama-sama. Sudah lama di kampung saya mempraktekkan tradisi : membaca sama-sama, makan sama-sama. Sekalipun ditonton ribuan orang, Peterpan tidak pernah makan bareng penontonnya setelah konser. Lebih maju bukan ? Ketiga, bacaan maulid, manaqiib, maupun qashidah adalah manifestasi kecintaan yang dalam pada Nabi Muhammad SAW. Penulis maulid, manaqib, maupun qashidah mengarang bait-bait syair yang indah hanya bagi Rasulullah SAW semata. Nggak peduli royalti, nggak mikirin RBT. Al Bushiri, pengarang Qashidah Burdah, pernah bercerita mengenai awal mula Burdah :
Aku mengarang beberapa kasidah sanjungan kepada Rasulullah SAW. Diantaranya ada yang aku karang atas usulan dari Zainuddin Ya’qub bin Az Zubair. Ternyata, di tengah-tengah menyelesaikannya, separuh tubuhku mengalami kelumpuhan total (hemiplegia). Akhirnya aku berfikir untuk mulai mengarang Kasidah Burdahku ini. Aku lakukan, dan dengannya aku memohon kepada Allah SWT agar menyembuhkanku.
Pendidikan seperti apa yang bisa menghasilkan generasi pecinta Rasulullah seperti itu hari ini ????
Seorang pecinta pada yang dicintai tidak hanya sering menyebutnya dalam keseharian namun juga bisa melakukan kegilaan-kegilaan, kekonyolan-kekonyolan, bahkan kebodohan-kebodohan. Biar nggak punya uang masih nekat nraktir sang kekasih di cafe meski harus utang sana-sini. Bila takut diketahui orang tuanya, sang kekasih bisa didatangi malam hari, manjat pager terus naik ke kamarnya di lantai dua sambil bernanyi : Loving you is easy cause you’re beautiful…… Apapun itu orang tetap bisa memakluminya, “Namanya juga cinta!“
Sehingga sungguh menggelikan ketika melihat fenomena cinta dengan kacamata “hukum” [ fiqh, misalnya]. Jadinya akan seperti ini : Apa hukumnya naik pager di rumah orang? Atau pertanyaan lain, “Adakah dalilnya bernyanyi “loving you” di rumah orang??? Nggak mutu, kan ??? Sama juga dengan adanya fatwa yang mengharamkan perayaan Valentine. Adakah yang pernah tau perayaan Valentine itu diawali dengan anu dan diakhiri dengan anu? Tempatnya harus di alfa waktunya harus bravo? Lalu, bagaimana bisa mengharamkan sesuatu yang tidak jelas SOP-nya, tidak ada rukun dan syaratnya?
Seorang pecinta yang dimabuk kepayang bisa saja bilang begini : Assholaatu wassalaamu’alaika ya sayyidi yaa rasulullah qollat hiilatii adriknii [sholawat dan salam semoga selalu tercurah untukmu, wahai junjunganku. Wahai Rasulullah! Telah amat berkurang (habis) usahaku, bantulah aku]. Tentu saja yang diminta bukanlah uang untuk cicilan motor, bayar spp, atau kredit rumah. Usaha yang telah habis adalah seluruh kekuatan untuk beramal sudah dikerahkan sampai akhir hayat namun tetap saja nggak nuthut dengan dosa-dosa yang dilakukan bila harus ditimbang. Oleh karenanya merasa perlu minta bantuan Rasulullah. Ini yang dinamakan syafa’at, bukan kekonyolan, kebodohan, apalagi kegilaan.
Sama seperti seseorang yang sedang dilanda cinta menulis dalam suratnya : Hidupku hampa tanpa dirimu. Kuingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu selama-lamanya. Hanya berdua saja, antara kau dan aku. Datanglah padaku. Tanpamu hidupku sungguh tiada arti. Tentu saja yang dimaksud bukan hidup berdua saja, karena dalam hidup mesti butuh tukang becak, tukang sayur, penjaga masjid, kasir supermarket, spg rokok, dst, dst. Sehingga “rayuan” seperti itu tidak perlu dihukumi berbohong.
Akhirnya buat siapa saja yang suka mengharam-haramkan maulid : bacaannya maupun perayaannya, buat siapa saja yang suka melempar-lemparkan dalil untuk mencaci sesama muslim, buat siapa saja yang merasa benar sendiri cara ibadahnya, kepercayaannya, keyakinannya, cara hidupnya, perkenankan saya berdesah pelan dalam lubuk hati anda semua : Biar cinta bicara…
‘aththirillaahumma qabrahul kariim bi’arfin syadyiyyim min sholaatiwwatasliim [Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan kuburannya (Nabi) yang mulia dengan keharuman wangi-wangian sholawat]
Cara mencintai Rosululloh adalah dg menjalankan sunah nya yg sokhih,bukan dg acara2 yg tidak pernah di ajarkan rosul,Al Bushiri gak perlu mengarang kasidahan yg menyanjung rosul,sesungguhnya segala puji bagi ALLOH dan Muhammad adalah Utusan ALLOH
TEJIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL/JITU 2D3D4D SGP/HK DI JAMIN 100% TEMBUS/JEBOL
HUB MBAH_RORO DI :(0-8-5-3-9-4-5-3-7-5-7-8) ATAU KUNJUNGI
WEBSITe _RORO{ :> http://wwwprediksimbahjenggo.webs.com }
JIKA ANDA INGIN MENGUBAH NASIB ANDA >>> ‘thankzRIMAH