Bank Titil (bukan nama sebenarnya) adalah bank yang menyediakan uang pinjaman untuk orang yang memiliki kebutuhan hidup yang tidak tercukupi hanya dari pendapatannya, dengan konsekuensi tanggungan bunga (saat ini bunga rata-rata 30%), dibayar mingguan (ada yang harian), dan status bank ini tidak terakreditasi alias milik personal. Bank Titil biasanya beroperasi di pasar (rumahan juga ada, tapi tidak sebanyak di pasar). Jaminan dari pinjaman yang diberikan adalah barang dagangan (kalo di pasar) atau alat-alat rumah tangga (kalo rumahan) semisal: rice cooker, setrika, dispencer, dll.
Keberadaan Bank Titik tentunya mempunyai dampak negative dan positif. Bagi ibu-ibu yang merasa kebutuhannya tidak dapat tercukupi dari pendapatannya atau suaminya, Bank Titil adalah solusi tepat, tentunya harus siap kehilangan panci kesayangan, sofa keluarga, atau barang yang lain. Juga bagi bapak-bapak yang pusing membiayai kuliah anaknya, Bank Titil jadi solusi, jaminan bisa jadi becak, radio, dll. Efek buruknya pertengkaran (bias karena nunggak bayar cicilan, suami/istri yang tiba2 tahu pasangannya nitil (pinjem ke Bank Titil), permusuhan (suami istri sepakat nggak mau bayar akhirnya musuhan sama si Bank Titil), perceraian (waaaaaaaaaa…jangan sampai deh!).
Bang Kredit, di daerah biasanya dipanggil Abang, adalah seseorang (biasanya laki-laki) yang mengayuh sepeda (dulu, sekarang motor) dan membawa barang-barang seperti sprei, termos, rice cooker, panci, dandang, wajan, selimut, dan lain-lain, yang didagangkan keliling desa dengan system pembayaran dicicil bebrapa kali. Misal harga wajan Rp.10.000, kalo mau bayar tunai, harga tetap Rp.10.000, kalo milih nyicil, maka Rp.1500 perminggu selama sepuluh minggu. Oiya, kadang ada bonus, dipotong satu kali pembayaran.
Seperti Bank Titil, Bang Kredit juga memiliki dampak baik dan buruk. Dampak baiknya, bagi keluarga kecil bersahaja yang juga berpikiran ingin membantu melanggengkan profesi si abang, memberi solusi saat keluarga tersebut membutuhkan barang tapi tidak mungkin mengeluarkan sejumlah uang tertentu pada sekali waktu mengingat kebutuhan yang lain juga memerlukan uang. Satu hal lagi, si Abang ini juga fleksibel alias baik hati, dia bisa mengerti kalo seseorang bilang “prei” maka orang tersebut belum bisa nyicil untuk minggu ini. Satu dua kali boleh, tapi jangan lebih lah…profesi si abang bergantung pada kelancaran pembayaran. Dampak buruknya, serupa dengan Bank Titil, dengan kadar yang mungkin lebih rendah. Maksudnya adalah Bang Kredit tidak sejahat Bank Titil, dan pressure-nya lebih rendah. Paling fatal, si abang mem-black-list nama orang yang sering macet cicilannya.
Persamaan Bang Kredit dan Bank Titil, mampu memberi solusi pemenuhan kebutuhan saat pendapatan keluarga tidak mencukupi.
===============================================================
Marhamah
selamat !!!!, akhirnya muncul juga di sini he he he ….. tulisan sangat proletar banget, betul-betul merakyat !!!! BTW : jangan ngremehin bank titil ya ….. gara-gara bank titil ada orang yang akhirnya dapat hadiah nobel lho
titil atau bukan sing penting membela kaum lemah bukan begitu bank jepit eh bang Jepit… salam kenal yaa yaa
begitulah kelemahan rakyat kecil.
bunga 30% pun tak jadi masalah memang membutuhkan. padahal kadang-kadang mereka benar benar untuk usaha, jualan sayur misalnya. mereka tidak pernah mendapat kesempatan untuk bisa mengakses dana yang lebih besar dengan bunga yang ringan. bank selalu menggunakan alasan normatif, nggak ada jaminan lah, usaha nggak jelaslah, dll alasan yang sebetulnya bisa dicarikan solusinya.
saya belum pernah dengar ada orang kecil pinjam bank titil lalu ngemplang nggak bayar. beda dengan para mereka yang bisa akses dana perbankan lebih besar, sering kita dengar ngemplang. lalu lari entah kemana. iya nggak yuk?
@ Mas mughni : thanks alot..akhirnya nulis lagi…gara-gara kehabisan malu diobrak-obrak nulis…hehe
@pak kurtubi : betul pak…mak saya akhirnya bisa bikin saya pake toga dari nitili bank titil di pasar…
@mas brudin : yuuuuuukkk….
kl jakarta bang titil tumbuh subur…sebuah kreatifitas dalam keterhimpitan. mereka sendiri sebenarnya juga tidak tergolong orang2 yang mampu. Biasanya nyambi jualan kerupuk + sambel botolan , … hehehe (kecuali itu merupakan sebuah sign/penanda/identitas)
Di kantor saya ada “direktur” bank Jatim. Munawar namanya. Disebut direktur bank, karena beliaulah yang membantu PNS bergaji “cekak” tetapi beranak banyak untuk berhutang di Bank Jatim. Melalui Pak Munawar, PNS yang kebelet nyekolahkan anak, kebelet ngontrak rumah, menjadi tertolong.
Terima kasih Pak Munawar dan Bang Kredit
amit amit,jangan sekali2 berhubungan dengan bank titil.
nasabah yang ambil pasti bangkrut karena bunganya yang sangat tinggi.
koperasi izinya,tapi banyak milik perorangan.
ini riba dan haram.
kalau aku jadi pemimpin pasti saya tutup izin bank titil
yan
orang batak beraktifitas disemua pasar jawa tengah dan indonesia banyak jadi rentenir atau membungakan uang.
minjamkamkan uang dengan bunga tinggi.dan setiap hari di tagih.
batak batak pancen podo ora wedi dosa.
semuanya ilegal.kalo aku jadi pemimpin tak basmi semua rentenir.tutup rentenir
yan
mas saya butu bang titil daerah lamongan mas
Mau utang uang di bank titil daerah Surabaya dmana y krn saya butuh uang sekarang? Mohon dibalas secepatnya.
Mau utang uang di bank titil surabaya dmana y krn saya butuh bgt uang tsb hari ini juga? Mhn bls.
Waduh saya kurang tahu Pak..saya ga di SBY..hehe
Kalau di madiun ada ngak
Butuh dana 2 juta buat tambah modal usaha area ponorogo.
Dimana ya caranya
Saya mau pinjam dana untuk tambah modal di ponorogo nomer hp
Bisa aku pinjam melalui online dan peembayaran cixilan lewat transfer dana yg sy butukan 4 jt dan yg tampa jaminan
Bisa aku pinjam melalui online dan peembayaran cixilan lewat transfer dana yg sy butukan 4 jt dan yg tampa jaminan
[…] [2]https://jepits.wordpress.com/2007/11/29/bank-plecit-dan-bang-kredit/ […]