Oleh: Hasanuddin (hasanuddin@markplusinc.com)
Ibu secara tradisional dalam rumah tangga berperan dalam tiga –ur yaitu dapur, sumur dan kasur, maksudnya, peran soerang ibu sebagain besar waktunya di habiskan untuk mengurusi tetek-bengek urusan rumah tangga. Bila di terjemahkan dengan bahasa yang lebih modern maka peran Ibu begitu dominan di keluraga apabila menyangkut kebutuhan produk yang ada di dapur, kamar mandi dan perlengkapan rumah tangga.
Survei yang dilakukan oleh MarkPlus Insight terhadap 2000 ibu rumah tangga di 14 kota besar di Indonesia pada tahun 2004 mengkonfirmasi hal ini. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa Ibu ternyata menjadi pengambil keputusan dominan untuk pembelian beragam produk mulai dari peralatan dapur, pakaian anak, obat bebas, sekolah anak, hingga liburan keluarga. Bersama-sama dengan si suami, ibu juga menjadi pengambil keputusan yang penting untuk produk-produk mulai dari rumah, furnitur, asuransi, bank untuk menabung, hingga perlengkapan rumah tangga seperti lemari es, kompor gas, atau TV.
Melihat kondisi ini maka bisa dimaklumi jika perputaran uang di rumah tangga sebagian besar ada di Ibu, karena itu kalau kita lihat banyak produk-produk kebutuhan rumah tangga membuat program-program yang menarik minat para ibu untuk berbelanja lebih banyak lagi, mulai dari program diskon, beli satu dapat satu, dan program-program lainnya.
Karena ibu ”menguasai” pembelian produk-produk dengan ragam yang demikian luas, tak mengherankan jika pusat-pusat perbelanjaan dengan konsep one-stop shopping seperti Carrefour, Giant, dan Hypermart semakin diminati oleh ibu-ibu. Karenanya tak heran jika ritel dengan konsep one-stop shop ini menjamur di kota-kota besar di Indonesia dengan pertumbuhan yang amat tinggi.
Lebih dari itu, kamum hawa termasuk ibu, memang diciptakan sebagai mahluk yang doyan bicara dan curhat. Sifat seperti ini rupanya membawa berkah bagi para pemasar. Untuk mengetahui sejauh mana bernilainya kalangan ibu sebagai konsumen, coba anda jalan ke sebuah taman dimana sekelompok ibu saling bercengkerama. Dalam hitungan menit anda akan mendengar para ibu berdiskusi mulai dari kesehatan, makanan, anak, tujuan liburan, sinetron dan telenovela, hingga cerita film-film Bollywood. Belum lagi ngerumpi tentang perlengkapan bayi, kulkas yang baru mereka beli, mobil baru milik tetangga sebelah.
Mau tahu kekuatan dari hobi ngerumpi dari seorang ibu? Sebuah survai di Inggris menunjukkan bahwa seorang ibu akan merekomendasikan 5 merek kepada ibu-ibu lainnya dalam sebuah diskusi kelompok yang hanya berlangsung 3 menit. Dan rekomendasi tersebut akhirnya diikuti oleh 2 orang Ibu lainnya. Berarti hanya dalam hitungan 3 menit setiap merek akan memperoleh tambahan 2 konsumen baru.
Para Ibu mengontrol dan mengeluarkan sejumlah uang untuk pribadi maupun keluarga, dan sebagai pemasar Anda harus berterima kasih kepada mereka karena seorang Ibu tidak sekedar menghabiskannya tetapi juga senang menceritakan kemana uang mereka dibelanjakan kepada para Ibu lainnya. Proses komunikasi melalui komunitas seperti inilah yang melahirkan istilah “word of mom” atau cerita dari mulut ke mulut. Para ibu senang berbicara, berdiskusi, membandingkan serta berbagi. Jika Anda dikagumi oleh para Ibu, maka yakinlah mereka akan berbagi cerita tentang produk anda. Seorang ibu akan bisa menjadi “papan reklame” bagi merek Anda.
kalau media paling pengaruh utk membentuk opini ibu2 apa yah? TV, radio,pamflet,internet,smsblaster?
Nah sepertinya lek pardi juga telah menyadari hal ini ….. buktinya dia bikin Jireng model pistol yang melengkung ….. he he he ….. memang lek pardi inovatif abis
Tulisan yang menarik. Hobi ngerumpi ternyata bisa ditransformasi secara dahsyat.Ini info bagus bagi para ustadz. Biar mereka melihat ngerumpi tidak hanya dari aspek halal-haram saja tapi dari aspek yang lebih mboys, Pemasaran.
kalau saya justru melihat anak yang paling berpengaruh dalam pembelian alat rumah tangga. coba saja lihat rumah tangga sekarang, bagaimana peran keinginan sang anak dalam menentukan persentase anggaran belanja dari sebuah rumah tangga.
welgedewelbeh
Sepertinya 4P dalam pemasaran (Product, Price, Place, Promotion) harus diperluas menjadi 5 P …. ditambah P = Perempuan hua ha ha ha
Hmm… untuk generalisasi hasil riset, memang ibu adalah segalanya yang menguntungkan pemasar. Apalagi sekarang, urusan IT dan otomotif pun dirambah si-ibu
Tapi, rasanya untuk produk-produk tertentu saat ini (apalagi dengan muculnya pria-pria metrosexual), ada kalanya pria pun mendominasi keputusan membeli…
Jadi, kalau para pemasar saat ini rajin-rajin dan dengan segala daya dan upayanya melakukan pdkt segmen ibu…. kayaknya cukup cermat juga kalau ada yang pdkt ke segmen bapak-bapak…. mumpung belum banyak yang berebut untuk ini kaliii:)
yo ngono cak sekolah adoh2, cek ono manfaate!
Emang bener…kok promosi lwt “gethok tular” para ibu mmg dahsyat,apalagi komunitas arisan paling bagus tuh tuk ajang pemasaran ato komunitas ibu-ibu saat nungguin anak disekolah,klo gak percaya coba deh,pasti tercengang dengan apa yg didapat ntar…saya termasuk salah satu orang yang memanfaatkan komunitas arisan dan sekolah anak tuk jualan hehehe
Emang bener kok… promosi lwt “gethok tular” para ibu mmg dahsyat,apalagi komunitas arisan paling bagus tuh tuk ajang pemasaran ato komunitas ibu-ibu saat nungguin anak disekolah,klo gak percaya coba deh,pasti tercengang dengan apa yg didapat ntar…saya termasuk salah satu orang yang memanfaatkan komunitas arisan dan sekolah anak tuk jualan hehehe
satu hal yang sama telah saya lakukan untuk mengajak kebaikan dengan cara mengajak untuk melakukan investasi kepada beberapa ibu dengan memperkenalkan investasi modern via internet, dengan hanya berinvetasi 300 ribu kita sudah dapat memperoleh penghasilan yang lebih dari cukup, ini dapat dilihat pada website http://www.tugu-monas.com/?info=insentifku, lakukan registrasi (gratis) untuk memperoleh informasi lengkap dan jika sudah paham seghera lakukan pendaftaran untuk segera mendapatkan insentif tambahan..